Minggu, 12 Februari 2012
BERDIALOG DENGAN BAHASA BUNYI
Musik merupakan bahasa bunyi atau bahasa suara untuk mengekspresikan perasaan. Oleh karenanya jika seorang musikus bermain musik maka hal itu sebagai pertanda bahwa dirinya sedang berdialog dengan orang lain menggunakan bahasa bunyi. Bunyi harus diolah agar maknanya bisa dipahami orang lain.
Isfanhari, dosen Universitas Surabaya jurusan musik mengemukakan, kita sering mendengar istilah ‘penyanyi kamar mandi’ sebagai sindiran bagi orang-orang yang bersuara jelek dan hanya layak bernyanyi di dalam kamar mandi. Mengapa demikian? jawabannya bisa bermacam-macam, namun yang pasti ketika seseorang bernyanyi di kamar mandi suaranya terdengar lebih merdu. Itu karena kamar mandi dikelilingi tembok yang memantulkan resonansi sehingga suara menjadi lebih tebal dan merdu.
Masalahnya, bagaimana kita bisa membawa kamar mandi kemana-mana agar dimanapun bernyanyi suaranya tebal dan merdu. Para ahli musik vokal mengatakan bahwa di dalam tubuh kita terdapat rongga-rongga yang bisa dipakai untuk meresonansi suara. Rongga itu adalah rongga mulut, rongga dada dan rongga kepala. Apabila seseorang mampu memanfaatkan sarana tersebut dipastikan bisa bernyanyi merdu seolah-olah di kamar mandi, dan Tuhan telah menyiapkan semua yang dibutuhkan agar bisa bernyanyi merdu.
Bentuk pelatihan vokal yang harus dilakukan agar memperoleh hasil yang baik kiranya perlu memahami tentang resonansi, attack, flexibility maupun sustained tones. Resonansi adalah peristiwa bergetarnya ruangan akibat adanya sumber getar yakni suara. Getaran ini merambat ke tempat-tempat di tubuh kita yang memiliki ruangan seperti rongga ada, rongga kepala dan rongga mulut.
Attack merupakan istilah lain dari insetting , yakni mengawali lagi dengan tepat tanpa terlambat. Sedang flexibility atau kelenturan adalah melatih agar suara menjadi lentur dan yang terakhir adalah nada yang ditahan (sustanined tones) merupakan latihan untuk menjaga stabilitas suara dalam waktu panjang dan suara yang berbeda intensitasnya.
Bernyanyi dengan baik juga sangat bergantung pada penguasaan pernafasan yang benar. Seperti halnya mobil, sebagus apapun kalau bahan bakarnya tidak mencukupi atau boros pasti akan mengganggu perjalanannya. Begitu pula dengan menyanyi, semerdu apapun, setinggi apapun teknik vokalnya apabila tidak dibarengi dengan penguasaan napas yang bagus akan mengganggu keindahan nyanyian.
Dalam menyanyi pernafasan yang dianjurkan adalah diafragma, yakni segumpal otot atau jaringan otot yang kuat yang memisahkan antara dada dan perut. Dengan melatih diafragma lewat olahraga tertentu akan menguatkan jaringan syarafnya. Pola kerjanya apabila seseorang menarik napas dengan menggunakan diafragma maka diafragma akan menjenjak ke kiri dan ke kanan lalu ke muka dan ke belakang. Posisinya menjadi datar atau flat jika posisi perut mengembung. Ketika mengeluarkan napas maka difragma menjadi cembung seperti mangkuk terbalik. Oleh karenanya lewat latihan intensif dengan bimbingan seorang guru maka bisa dipastikan akan memperoleh hasil maksimal.
Pengertian Musik
Musik termasuk seni manusia yang paling tua. Bahkan bisa dikatakan, tidak ada sejarah peradaban manusia dilalui tanpa musik. Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian dan musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan norma-norma yang menjadi bagian dari proses enkulturasi budaya, baik dalam bentuk formal maupun informal. Musik itu sendiri memiliki bentuk yang khas, baik dari sudut struktural maupun jenisnya dalam kebudayaan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 1990 disebutkan bahwa musik merupakan ilmu atau seni menyusun nada atau suara. Kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa hingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan.
Suara musik yang baik adalah hasil interaksi dari tiga elemen, yaitu: irama, melodi, dan harmoni. Irama adalah pengaturan suara dalam suatu waktu, panjang, pendek dan temponya, dan ini memberikan karakter tersendiri pada setiap musik. Kombinasi beberapa tinggi nada dan irama akan menghasilkan melodi tertentu. Selanjutnya, kombinasi yang baik antara irama dan melodi melahirkan bunyi yang harmoni. ● Rasi
Filed under: Majalah BENDE Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar