KARAM
KARYA : HARRIS SUKRISTIAN
PELAKU : KARIM, MINAH, KAKEK, NYONYA, MC, KODIR, IMAH
MARKUS/ANAK, PENONTON 1,2 DAN 3, PARA PENONTON
ORANG-ORANG, MAHKLUK-MAKHLUK.
KARIM ADALAH NAMA DARI TOKOH DALAM NASKAH INI YANG DIBERI JUDUL KARAM DALAM CERITA PARA TOKOH MERUPAKAN REKAAN SEMATA SEBUAH PERISTIWA MANUSIA YANG ENTAH DIMANA TERJADI; KAPAN DAN ADAKAH? KARIM HANYALAH SEBUAH GAMBARAN DARI SOSOK KARAKTER YANG MUNGKIN DAPAT MEWAKILI DARI SOSOK MANUSIA YANG SEBENARNYA YANG MENGALAMI DEPRESI KEHIDUPAN. IMING-IMING KEBAHAGIAAN JANJI-JANJI, PERSOALAN-PERSOALAN RUMAH TANGGA, ISTRI-ANAK, KEBUTUHAN ROHANI DUS MATERI YANG SEHARI-HARI DAPAT KITA JUMPAI DIMANA SAJA. KOTA-DESA. KARIM HARUS MENGHADAPI DILEMMA KOMPLEKSITAS KEHIDUPAN BEGITU MERONGRONGNYA DAYA TAHAN SELALU TIDAK LEPAS DARI AMUKAN BADAI MAUPUN TOPAN KESABARAN PUN TAK LUPUT DARI BERBAGAI GODAAN DUNIAWI UNUTK SEKEDAR MEMBUANG AMARAH YANG TIDAK TERBENDUNG LAGI DAN KEBAHAGIAAN TINGGALAH KATA-KATA MERDU DIDENGAR NAMUN SUKAR DIRAIH ATAU DIMILIKI KARIM ADALAH KORBAN ADALAH SEBUAH PERISTIWA ADALAH MAHLUK YANG BERNAMA MANUSIA KARAN DI KEBAHAGIAAN.
BABAK I
KARIM DUDUK SAMBIL NGELONJOR DI ATAS SEBUAH TIKAR YANG SUDAH KUSAM. USIA KARIM BELUMLAH BEGITU TUA TAPI JUGA TIDAK TERLALU MUDA, MESKIPUN TUBUHNYA KECIL TETAPI TENAGANYA MASIH KUAT UNTUK BERKERJA YANG BERAT-BERAT.
PANGGUNG SENDIRI HANYA BERTEMAN LEVEL-LEVEL YANG BERTUMPUK-TUMPUK DI SANA-SINI SELEBIHNYA ADALAH HIASAN-HIASAN SANGAT SEDERHANA UNTUK MENAMBAH KESAN PANGGUNG SEDANG BERLANGSUNG SEBUAH PERTUNJUKAN DRAMA.
KAKEK YANG KEMUNCULANNYA TIDAK PERNAH TERDUGA BERADA DALAM POSISI YANG SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA MEMUDAHKAN UNTUK KELUAR-MASUK PADA ADEGAN-ADEGAN TERTENTU. YANG PASTI KEBERADAANNYA TIDAK BERADA DI LUAR PANGGUNG MELAINKAN DI DALAM PANGGUNG, DI ANTARA TUMPUKAN-TUMPUKAN LEVEL.
USIANYA SANGAT TUA TAPI AKAL DAN PEMIKIRANNYA MASIH JERNIH DAN BIJAKSANA. KEBERADAANNYA MISTERIUS TAK DAPAT TERDETEKSIKAN OLEH ALAT PELACAK APAPUN, MESKIPUN USIANYA SUDAH TUA TETAPI TENAGANYA MASIH KUAT UNTUK BERJALAN JAUH ATAUPUN PEKERJAAN SETENGAH BERAT DAN LAINNYA.
KAKEK BERADA DI ATAS KEKUASAANNYA.
ADEGAN PERTAMA
LAMPU NYALA REMANG-REMANG
KAKEK
Bahagia bukanlah milik seorang pribadi. Tapi, bahagia milik bersama. Semuanya berhak memiliki bahagia dalam hidup ini. Karena kita, manusia yang tidak terlepas dari kehidupan. Nah, untuk itulah kita jangan takut akan kehilangan kebahagiaan dan raihlah untuk mendapatkannya.
KARIM
Tapi, Kek …….
KAKEK
Kita memang dikodratkan menjadi manusia yang ulet dan tidak kenal menyerah apalagi cengeng. Kehidupan ini kalau tidak dilawan akan membawa kita ke lembah yang menyesatkan dan penderitaan. Mengaburkan diri kita pada sesuatu yang sifatnya sementara. Menjajah akal-pikiran kita kepada hal-hal yang di luar kesadaran dan kemampuan kita sendiri. Apakah kau mau seperti itu?
KARIM ( menggelengkan kepala ).
KAKEK
Nah, jika demikian berusahalah bangkit dan jadikan dirimu roda yang berputar secara terus-menerus. Seolah-olah sedang bekerja tanpa mengenal lelah ( Kakek keluar ).
ADEGAN KE DUA
MASUK NYONYA. LAMPU TERANG.
NYONYA
Karim!
KARIM
Saya, Nyonya.
NYONYA
Isi bak mandi sampai penuh! Setelah itu siram bunga-bunga kesayanganku agar tidak layu. Dan jangan lupa beri makan Flexi, Kucing kesayangan Tuan
( sambil berlalu kemudian Nyonya keluar ).
KARIM
Saya, Nyonya.
ADEGAN KE TIGA
KARIM SENDIRI.
KARIM
Memang enak jadi orang gedean. Mau ini tinggal panggil, “Karim!”. Mau itu tinggal nyuruh, “Karim isi bak sampai penuh! Siram bunga-bunga dan setelah itu jangan lupa beri makan Flexi”. Tinggal aku yang kelelahan, mondar-mandir kesana kesini. Mending kalau gajiku dinaiki. Apa memang nasibku selalu begini? Apa benar orang kecil hanya menerima nasib seperti diriku ini? ( kepada penonton ).
ADEGAN KE EMPAT
KAKEK MASUK. LAMPU KEMBALI REMANG-REMANG.
KAKEK
Kau menyesali kehidupan ini, Karim? Atau kau putus asa akan apa yang kau alami kini?.
KARIM
Tidak, Kek. Aku hanya ………
KAKEK
Hanya berhayal menjadi orang kaya, tanpa harus berusaha payah untuk berkerja keras begitukan, maksudmu? Itu namanya, kau laki-laki cengeng, Karim dan tak berani menghadapi kehidupan ini dengan ulet dan kerja keras.
KARIM
Tapi, Kek. Aku butuh hiburan dan kebahagiaan, untuk sekedar mereggangkan ketegangan-ketegangan yang menggelayuti dalam otakku, dalam pikiranku dan yang lebih penting lagi meregangkan ketegangan pada otot-otot dalam tubuhku agar tidak kaku, bukankah itu tujuan hidup manusia?
KAKEK
Itu hanya merupakan salah satunya, Karim. Dan hiburan dan kebahagiaan yang kau maksud semu belaka yang sifatnya sementara. Dan lagi kau juga harus ingat, bahwa hidup ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar jangan menyesal di akhir nanti.
KARIM
Apa maksud Kakek?
KAKEK
Kau harus selalu ingat kepada Dzat yang menciptakanmu, yang menguasai langit dan bumi, yang tiada pernah lelah diantara siang dan malam untuk selalu menjaga ciptaan-Nya, yang maha pemaaf lagi penyayang. Oleh sebab itu kita harus bersyukur kepeda-Nya dalam keadaan apapun.
KARIM
Tentu. Tentu, Kek. Karena Dia adalah Yang Maha tak tertandingi.
KAKEK
Bagus. Ternyata kau tidak melupakan-Nya dank au harus ingat pula bahwa Dia jugalah yang telah mengatur semua kehidupan di dunia ini. Kaya-miskin, susah-senang, pintar-bodoh, cantik-jelek, tinggi-pendek, adalah bagian dari kekuasaan-Nya. ( Kakek dan Karim keluar ).
ADEGAN KE LIMA
MASUK ROMBONGAN SANDIWARA. LAMPU TERANG BENDERANG. MASUK MC.
MC
Selamat jumpa penonton yang budiman dan yang selalu setia dengan kehidupannya masing-masing. Saya ucapkan selamat jumpa dengan Sanggar Kutak-Katik yang nggak pernah tenar.
PENONTON 1
Eh, MC. Loh kira radio rusak di kutak-katik.
MC
Nyambung aja loh, kaya bedug yang nggak pernah ditabuh. Baiklah para penonton yang sudah lama antri dan mungkin tidak sabar untuk menyaksikan pertunjukan ini. Kita akan mulai pada adegan yang pertama. Selamat menyaksikan.
KODIR ( masuk seperti orang yang bingung ).
PENONTON 2
Kodir, dari tadi saya perhatiin, kamu mondar-mandir saja. Apa sich yang lagi loh pikirin?
KODIR
Saya lagi pusing nich.
PENONTON 3
Pusing mikirin apaan, Dir?
KODIR
Mikirin apaan? Ya mikirin segala macem. Mikirin anak yang belum makan, apalagi harga melambung tinggi. Mikirin bini yang belum dikeloni, maklum kurang energy dan gizi. Dan ada satu lagi pikiran yang mengganggu konsentrasi saya narik.
PENONTON 1
Narik apaan Dir?
KODIR
Narik apaan? Ya narik becak. Masa mikirin benang kolor emak saya. Yang benar saja kamu.
PENONTON 4
Dir, ngomong-ngomong, pikiran apalagi yang mengganggu kamu?
KODIR
Jadi kamu pada pengen tahu? Bisa kagak kamu ngebantu?
PARA PENONTON
Betul.
KODIR
Oke…oke…oke. Saya akan kasih tahu sama kamu-kamu pada. Barangkali saya dapat memecahkan dan membantu persoalan yang saya hadapi. Iya nggak!?.
PARA PENONTON
Iya.
KODIR
Begini. Akhir-akhir ini saya pusing mikirin nasib saya yang dari dulu kagak pernah berubah. Biar kata saya orangnya jujur, kerjanya ulet pantang menyerah tapi nasib saya tetap saja bengini-begini juga nggak ada perubahan.
PENONTON 3
Eh, Dir. Nasib sih di tangan Tuhan, kita manusia kan tinggal menerima apa adanya.
KODIR
Saya tahu…. (TIBA-TIBA MASUK ANAKNYA YANG HANYA SEMATA WAYANG)
ANAK
Beh, bagi duit dong. Markus mau nonton.
KODIR
Yah, nih lagi anak nggak tahu diri. Eh, anak ganteng kaya tempe bacem. Dengar ya, mulai saat ini jangan lagi panggil babeh, tapi panggil Fat-her, ngerti?
ANAK
Ngerti, beh. Eh Father.
KODIR
Nah gitu dong. Ngomong-ngomong kamu kenalan dulu ama penonton. Penontonkan mau tahu kamu punya nama, betul nggak penonton?
PENONTON
Betul dir.
ANAK
Baiklah. Saya akan perkenalkan saya punya nama. Dengar semua dan pasang telinga baik-baik, nama saya Markus Van Housten bin Father yang nggak pernah benar dan kelenger.
KODIR
Eh, anak geblek. Jangan jelek-jelekin father di depan penonton, malu-maluin aja. Begini-begini father lho.
ANAK
Sorry…Sorry.
KODIR
Sorry, sorry. Tadi kamu minta apa? Minta uang buat nonton? Dengar Markus, father sekarang kagak punya uang alias tongpes. Kan kamu tahu sendiri makan untuk hari ini saja susah apalagi buat nonton.
ANAK
Salah father sendiri, kenapa kerja terlalu jujur?
KODIR
Eh, apa kamu bilang? Kerja terlalu jujur? Jadi kamu mau ngajarin father mencuri, korupsi, kolusi. Apanya yang mau dicuri dan dikorupsi dari becak!?
ANAK
Apanya kek! Bila perlu pedal, kalau gak jok sama ban-bannya, father copotion.
KODIR
Kamu kira father tukang servis? Pokoknya father kagak mau yang namanya mencuri apalagi korupsi dan kolusi tahu!? Dan satu hal lagi kamu harus ingat, nggak ada keturunan dalam hal begituan di keluarga father (KODIR KELUAR DIIKUTI ANAKNYA. MASUK MC)
MC
Nah, demikianlah para penonton yang selalu setia mengikuti pertunjukan ini. Saya sudahi dulu babak yang pertama ini dan akan kita sambung lagi diwaktu yang akan datang.
PENONTON 3
Eh, MC. Yang kagak tahu diri kenapa pertunjukannnya diputus? Kan ceritanya juga belum selesai.
MC
Nih dia penonton yang gak mau rugi. Eh, penonton yang mirip centong, pertunjukan bukannya saya putus, tapi saya istirahatkan dulu. Kalau pemainnya kelelahan dan konsentrasi mainnya buyar, kan kamu-kamu juga yang rugi. Sekarang sebagai penggantinya mari kita bernyanyi sambil bejoget, oke?
PARA PENONTON
Oke.
MC
Musik, mulai!
(MUSIK MULAI. SEMUA BERJOGET SAMBIL BERNYANYI RIANGNYA)
SEMUA
Hidup jaman sekarang
Hanya cukup untuk bertahan
Entah esok, entah lusa
Tapi hari ini kita harus makan
Hidup jaman sekarang
Sikut sana sikut sini
Demi sesuap nasi
Nyawapun dipertaruhkan
Memang nasib manusia
Tak tentu rimbanya
Hanyalah Tuhan kuasa
Yang dapat menentukannya
Kita umat manusia
Hanya dapat berserah diri
Menerima dan menjalani
Selebihnya berusaha memperbaiki
Demi hidup untuk mencapai kebahagiaan
SETELAH BERJOGET DAN BERNYANYI BERSAMA, ROMBONGAN SANDIWARA KELUAR
ADEGAN KEENAM
LAMPU KEMBALI MENYALA REMANG-REMANG. MASUK KAKEK.
KAKEK
Ketika kakek masih muda dulu, kakek dengan giat bekerja. Membanting tulang demi keluarga. Semua itu dilakukan karena rasa tanggung jawab dan dengan kejujuran. Selain bekerjakeras juga tidak lupa pada yang maha pencipta untuk berdoa dan memohon agar dilindungi serta dilimpahkan rezekinya.
KARIM
Apakah dikabulkan, kek?
KAKEK
Tuhan selalu mengabulkan permohonan hambanya. Asal kita selalu patuh pada perintahnya dan selalu berusaha untuk bersikap jujur tidak merugikan orang lain. Memang hidup ini terlalu banyak cobaan dan rintangan yang harus kita hadapi.
KARIM
Dan bagaimana kalau kita tak sanggup melwatinya, kek?
KAKEK
Kita akan terperangkap ke dalamnya (KAKEK KELUAR)
ADEGAN KE TUJUH
LAMPU TERANG BENDERANG, MASUK NYONYA.
NYONYA
Karim
KARIM
Saya, Nyonya.
NYONYA
Karim.
KARIM
Saya, Nyonya.
NYONYA
Kamu memang pembantu paling setia dan jujur. Nah, mulai sekarang aku naikkan gajimu lagi . tapi ingat! Kamu harus bekerja lebih giat lagi.
KARIM
Terima kasih, Nyonya. Terima kasih, Nyonya. (NYONYA KELUAR)
ADEGAN KE DELAPAN
KARIM
Tidak kusangka, ternyata majikanku itu sangat baik sekali. Walaupun kelihatannya cerewet dan suka marah-marah, tapi nyatanya dengan kejujuran, gajiku dinaikkan lagi. Lumayan buat menutupi kekurangan makan keluarga. (LALU KARIM MENGHAYAL)
ADEGAN KE SEMBILAN
MASUK MINAH (ISTRI KARIM)
MINAH
Hei, Karim!
KARIM (TERKEJUT)
Aduh, Minah. Kau selalu mengagetkan aku saja.
MINAH
Habis dari tadi aku perhatikan kau ngomong sendiri seperti orang gila. Biarpun kamu ditonton oleh banyak orang. Apa gak malu?
KARIM
Yah, namanya juga orang sedang ngehayal, segalanya lupa. Sampai para penonton pun tak ada yang aku hiraukan.
MINAH
Apa, Karim? Sedang mengkhayal?
KARIM
Ya, sekedar mengisi kekosongan. Aku mengkhayal, suatu ketika kita menjadi orang kaya. Tinggal di rumah besar yang di dalamnya tersedia barang-barang elektronik yang serba canggih. Dan kau duduk di atas sofa yang empuk bersamaku sambil menonton televise berwarna yang besarnya 35 inc dengan menggunakan gaun terseksi di abad ini. Sedangkan anak kita, si Udin sedang main games pada layar monitor komputernya. Bahagia sekali aku, Minah. Bila saja khayalanku menjadi suatu kenyataan.
MINAH
Pasti Karim, pasti!. Kita akan bahagia dan kita akan menjadi orang kaya, Karim.
KARIM
Mana mungkin, Minah. Kau kan tahu aku hanya seorang pembantu dan gajiku saja tidak mencukupi untuk biaya hidup kita bertiga.
MINAH
Tapi Karim, ini adalah suatu kenyataan bahwa hidup kita akan berubah dan kita segera menjadi orang kaya dan hidup bahagia.
KARIM
Ah, Minah. Kau jangan ikut-ikutan mengkhayal sepertiku. Apa kamu sedang bermimpi hingga kau berani mengatakan khayalanku akan menjadi kenyataan?
MINAH
Dengar dulu, Karim. Aku membawa berita gembira untukmu.
KARIM
Berita gembira apalagi. Minah? Seingatku baru kemarin kamu bilang sama saya “Karim, saya bawa berita gembira”. Nyatanya bohong belaka. Cuma tetangga sebelah saja bisa beli televisi dan radio dibilang berita gembira. Sekarang tetangga manalagi yang ingin kau kabarkan kepadaku, Minah?
MINAH
Karim, kalau yang sekarang benar-benar berita gembira khusus untuk kita. Sumpah apa saja, aku mau.
KARIM
Eh, kamu benar-benar, Minah. Jangan sembarangan ucap. Nanti celaka baru tahu, kamu.
MINAH
Benar, Karim. Yang sekarang aku tidak mau berbohong lagi.
KARIM
Yah, lalu berita gembira apa yang ingin kamu sampaikan padaku?
MINAH
Begini, Karim. Kamu ingat nggak kalau kamu pernah mengirimkan undian berhadiah yang pemenang utamanya mendapat hadiah satu milyar rupiah?
KARIM
Mengirimkan undian berhadiah? Rasa-rasanya pernah, Minah. Yah, aku pernah mengirimkannya dan kalau tidak salah si Udin yang aku suruh mengantarkannya ke kantor pos. tapi itu juga sudah lama sekali dan aku sendiri sudah tidak ingat lagi. Ah, sudahlah Minah jangan membuatku bertambah pusing.
MINAH
Tunggu dulu, Karim. Untuk kali ini aku bicara serius. Karena undian yang kamu kirimkan ternyata keluar sebagai pemenangnya dan berhak atas hadiah utama sebesar satu milyar rupiah.
KARIM (TERKEJUT)
Apa Minah? Aku memenangkan undian berhadiah? Kamu ini menghibur atau ngeyel?
MINAH
Demi segala macam sumpah aku berani sumpah, bahwasanya kamu telah memenangkan undian berhadiah. Ini buktinya.
(MINAH MENYODORKAN KORAN KEPADA KARIM YANG DARI TADI DIPEGANGNYA)
Coba kau perhatikan nama dan nomor yang tercantum di dalam Koran ini.
KARIM (MEMERHATIKAN SEJELAS-JELASNYA)
Wah, benar Minah. Inikan namaku “KArim Abdul Manaf, alamat jalan Kutak-katik No. 7 Utara” (MASIH KURANG PERCAYA) nama dan alamatnya benar sama, tapi Minah ini kan Koran sudah lama.
MINAH (MEYAKINKAN KARIM)
Coba kamu lihat dulu tanggal bulan dan tahunnya dan cocokan dengan yang sekarang.
KARIM (MENCOCOKAN DENGAN TANGGAL BULAN DAN TAHUN SEKARANG)
Wah benar Minah. Sekarang tanggal 15 bulan Januari tahun 1995. Wah, apa aku sedang tidak bermimpi atau mungkin mataku yang salah lihat. Min, ini siang atau malam?
MINAH
Kau tidak sedang bermimpi atau salah melihat dan sekarang cuaca di luar terang benderang, itu tandanya kita sedang dalam keberuntungan, Karim. Dan yang penting lagi, kita akan menjadi orang kaya di kampung ini.
KARIM
Ya, ya Minah. Kita akan menjadi orang kaya dan kita akan tinggal di rumah gedong lengkap dengan isinya ditambah lagi dengan kolam renangnya. Dan tidak lupa di depan rumah akan kita buat taman indah agar kita dapat menghirup udara segar apabila pagi jelang.
MINAH
Dan aku, Karim. Aku akan membeli perhiasan, seperti emas, intan, berlian dan barang-barang berharga lainnya. Juga tidak lupa akan kubelikan satu stel jas untukmu, bagaimana Karim?
KARIM
Ide bagus, Minah. Aku setuju. Nah, sekarang kita rayakan kemenangan ini dan kemudian kita pergi untuk mengambil uang itu.
(SEBELUM PERGI, MEREKA MENARI SAMBIL BERNYANYI)
KARIM DAN MINAH (MENYANYI BERSAMA)
Hidup kita akan bahagia
Gara-gara undian berhadiah
Semilyar jumlahnya
Bisa beli rumah, baju, mobil, TV, Radio dan sebagainya.
Lupakan dulu penderitaan
Lupakan dulu kemiskinan
Kita songsong kebahagiaan
Dengan gembira oleh harta benda
Hari-hari kebahagiaan
Telah datang mengunjungi kita
Mari nikmati dan sambutlah
Kita akan berbahagia selamanya
Bahagia oh, bahagia
Kami peluk kau erat
Agar tak jauh pergi
Selalulah menyertai hidup kami.
Tiada lagi kata susah
Tiada lagi hidup menderita
Hati senang tiada kepalang
Banyak uang dan makan kenyang
Kita balas penderitaan
Kita balas kemiskinan
Yang menggerogoti hidup kita.
KEMUDIAN MEREKA BERDUA KELUAR
ADEGAN KESEPULUH
MASUK ROMBONGAN SANDIWARA SAMBIL BERNYANYI DAN BERJOGET SAMA SEPERTI PADA ADEGAN KELIMA. SETELAH BERJOGET DAN BERNYANYI SEMUA MENGAMBIL POSISINYA MASING-MASING. MC MASUK.
MC
Selamat berjumpa lagi kepada para penonton yang nggak pernah ketinggalan acara yang ditunggu-tunggu bersama sanggar Kutak-katik yang nggak pernah tenar. Dan juga tidak lupa kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas perhatian dan dukungannya.
PENONTON 1
Mc, mc. Lu kira kesebelasan sepak bola. Pakai dukungan-dukungan segala. Udah deh, sekarang jangan banyak basa-basi lagi, udah bukan musimnya. Bukan jaman orde baru lagi. Kita-kita sudah gak sabar ingin tahu kelanjutan cerita dari sandiwara ini. Betul kagak penonton?
SEMUA
Betul MC
MC
Yah, dia lagi yang protes. Eh, muka bakul yang sok jadi tukang pukul. Saya juga kagak ingin basa-basi, hanya saja inikan pesannya dari panitia dan pimpinan sandiwara. Dimana-mana juga sebelum acara dimulai harus ada sepatah dua kata sebagai pembukaan. Dan kalau yang begini bukan lagi produk orde baru tapi sejak nenek moyang kita juga sudah pasti ada. Udah deh, saya juga gak mau berdebat lebih panjang. Sekarang kita saksikan saja kelanjutan dari cerita sandiwara yang lalu. Selamat menyaksikan.
MC KELUAR, MASUK ANAK MARKUS VAN HOUSTEN, KEADAANNYA SUDAH BERBEDA DARI ADEGAN SEBELUMNYA. PAKAIAN LEBIH MENTERENG DAN BERKACA MATA, MAKLUM OPBB (ORANG PAKE BAJU BARU) SEKALIGUS OKB (ORANG KAYA BARU), DIPINGGULNYA MENGGANTUNG WALKMAN, SEDANG DITELINGA MENGGANTUNG HEADPHONE SAMBIL BERJOGET SESUAI DENGAN LAGU YANG KELUAR DARI WALKMANNYA. SEMENTARA DI TANGAN KANANNYA MEMEGANG ESKRIM YANG SEWAKTU-WAKTU DIJILATINYA.
PENONTON 3
Kawan-kawan, kalau gak salah inikan si Markus anaknya Kodir bin Khairil
PENONTON 4
Betul kawan. Tapi kenapa sekarang si Markus penampilannya jadi lebih lebih keren. Dulu kelihatannya lebih kucel dan pakaiannya juga nggak mentereng kayak sekarang. Pakai walkman lagi.
PENONTON 2 (KEPADA PENONTON 3)
Kawan, coba Tanya sama si Markus. Bagaimana dia bisa berubah sedrastis seperti sekarang ini. Kali saja bapaknya baru dapat rejeki nomplok.
PENONTON 1 (KEPADA PENONTON 3)
Iya kawan. Tanya biar kita-kita gak penasaran dan tidak menduga-duga yang bukan-bukan.
PENONTON 3
Baik, kawan-kawan. Eh, Markus kita-kita jadi pangling melihat penampilan lu sekarang.
ANAK
Pangling kenapa/
PENONTON 3
Yah, pangling. Kan gak biasa-biasanya penampilan lu seperti sekarang ini. Ngomong-ngomong, babeh lu lagi banyak uang yeh?
ANAK
Betul bang, tahu darimana kalau babeh saya lagi banyak duit?
PENONTON 3
Yang jelas tahu dari penampilan lu, dong. Kan gak biasanya lu seperti sekarang, baju baru, makan es krim, pakai walkman lagi. Yang kita-kita tahu, mana mampu orang tua lu membelikannya.
ANAK (KEPADA PENONTON 3)
Itu betul, bang. Dulu babeh saya miskin dan tidak berdaya. Tapi sekarang babeh lagi senang. Belanja ini belanja itu. pokoknya poya-poya, mumpung lagi ada duit. Saya saja nonton di bioskop sehari sampai tiga kali. Abangkan tahu sendiri dulu kalau saya minta uang untuk nonton susahnya bukan main sekarang gampang-gampang aja.
PENONTON
Markus, kita-kita sih ikut gembira. Tapi kalau boleh tahu, nih. Darimana babeh lu dapat uang?
ANAK
Wah, itu sih saya gak tahu. Pokoknya saya tahunya sekarang babeh lagi banyak uang.
KODIR MASUK BERSAMA IMAH (ISTRINYA), MUSIK MENGIRINGINYA. PENAMPILANNYA JUGA SAMA DENGAN ANAKNYA. GAYANYA SEPERTI PADA UMUMNYA ORANG GEDEAN, SETELAN JAS MELENGKAPINYA SEBAGAI ORANG YANG BENAR-BENAR MENUNJUKAN ORANG KAYA DITAMBAH LAGI DENGAN ROKOK CERUTU YANG SEKALI-SEKALI MENEMPEL DAN DIHISAP LEWAT MULUTNYA. SEDANGKAN IMAH MENGGUNAKAN BAJU TERUSAN YANG MEWAH DAN BERTOPI BULAT LEBAR DENGAN KIPAS BULUNYA YANG SELALU SETIA BERADA DI LENGAN KIRINYA SERTA KACAMATA HITAM. SEMENTARA TAS KESUKAANNYA DIPEGANG ERAT PADA LENGAN KANANNYA. DANDANAN MENOR DAN AGAK KE KAMPUNG-KAMPUNGAN ALIAS NORAK, MAKLUM ORANG KAYA BARU. TAPI BENTUK TUBUHNYA ADUHAI MONTOK AKIBAT PENGGUNAAN BAJU YANG AGAK KETAT LAYAKNYA WANITA MASA KINI. DI TAMBAH LAGI DENGAN SEPATU SANDAL YANG AGAK TINGGI DENGAN MODEL LAGI NGETREND SEKARANG. BERJALAN LENGAK-LENGGOK.
PENONTON 2
Wahh, hebat lu sekarang, Kodir. Kayak tuan dan nyonya saja.
KODIR (SAMBIL MEMBUNGKUKKAN BADANNYA SEPERTI SEORANG YANG MEMBERII HORMAT, PADAHAL KODIR MERASA TERSANJUNG BERSAMA ISTRINYA)
Demikianlah kenyataannya (AGAK TENANG) dan tak lupa kami juga akan membagi kebahagiaan ini kepada kalian, tapi ingat kalian harus antri biar semua kebagian dengan adil dan rata (PARA PENONTON TURUT BRGEMBIRA MENYAMBUT PMBAGIAN HADIAH YANG AKAN DIBERIKAN DARI KODIR. SEMUANYA BERHAMBURAN UNTUK ANTRI, TAPI TIDAK BERDESAKAN SATU SAMA LAINNYA SALING MENGALAH UNTUK MEMBERII KESEMPATAN DAHULU KEPADA ORANG YANG LEBIH TUA. SETELAH PEMBAGIAN HADIAH, KODIR, IMAH, MARKUS DAN SEMUA PENONTON BERJOGET SAMBIL BERNYANYI DULU.
SEMUA
Gembira kita gembira
Menyambut hari bahagia
Dari seorang derma
Yang telah membagi rezekinya
Marilah bersuka ria
Nikmati rezeki yang ada
Semua terbagi rata
Tidak ada berat sebelah
Sedih tiada lagi
Berganti dengan ceria
Walau sekejap saja
Kita rasakan bersama
Mari semua mari
Bergembiralah dengan kami
Jangan hanya berdiam diri
Nanti jadi sakit hati
USAI BERJOGET DAN BERNYANYI, SEMUA PENONTON KEMBALI KE TEMPAT SEMULA SAMBIL MEMBAWA HADIAH-HADIAH YANG TELAH DIBERIKAN DARI KODIR. KODIR, IMAH DAN MARKUS TETAP BERADA PADA POSISI SEMULA.
KODIR (KEPADA PARA PENONTON)
Mudah-mudahan kamu-kamu pada senang hadiah yang kami berikan. Kurang lebihnya kami mohon maaf. Sebab hanya itu yang dapat kami sisihkan untuk kalian.
SEMUA
Sama-sama Kodir
PENONTON 1
Kami sangat senang dapat mencicipi rezeki yang kini menimpamu, Kodir. Mudah-mudahan segala kebaikan yang diberikan kepada kita-kita akan dibalas oleh Tuhan yang Maha Kuasa.
SEMUA
Amin.
KODIR
Terima kasih.
PENONTON 3
Bang Kodir, maaf nih. Bukannya saya ingin tahu, tapi hanya sekedar menghilangkan rasa penasaran yang dari tadi terus terang saja kita tiba-tiba sebenarnya jadi pangling melihat bang Kodir sekeluarga berubah sedrastis seperti sekarang ini. Sebenarnya bang Kodir ketiban rezeki darimana sih?
KODIR
Wah, kalau itu sih rahasia perusahaan. Diceritakan juga bakalan panjang. Pokoknya rezeki yang saya dapat ini diperoleh dari usaha keras dan melalui pemikiran-pemikiran yang panjang dan satu lagi; CERDAS. Kalau bacanya dieja, bunyinya menjadi C E R D A S.
IMAH
Dan satu lagi yang terpenting, kami sekeluarga selalu kompak serta saling mendukung. Itulah sebabnya mengapa hidup kami seperti sekarang ini, uang berlimpah, rumah gedong lengkap beserta isinya. Mau ini tinggal nyuruh, mau itu tinggal minta. Pokoknya kami senang dan bahagia. Bukan demikian, pah? (KODIR MENGANGGUKAN KEPALANYA)
PENONTON 2
Syukurlah kalau begitu. tapi bang Kodir, benarnih gak mau kasih tahu kita-kita bagaimana caranya dapat rezeki dalam waktu sesingkat seperti sekarang ini/
KODIR
Bukannya saya gak mau kasih tahu, tetapi nanti juga kamu-kamu pada akan tahu darimana rezeki yang sekarang ini saya dapat.
ANAK
Father dan mather, cepetan dong. Katanya mau nonton film di bioskop. Sekarang jam sudah menunjukan pukul 15.00 nanti kita terlambat.
IMAH
Sebentar ya sayang. Fathermu sedang asyik melayani para penggemar yang bertanya ini dan itu. jadi kita harus bersabar sedikit. Biar kalau film yang diputarnya sore kita nggak terlambat, kan masih ada yang diputarnya malam. Sabar yah sayang….
ANAK
Yah, terserah father sama mather saja. pokoknya hari ini markus harus nonton. Sebab filmnya bagus mather.
PENONTON 1 (KEPADA MARKUS)
Eh, Markus. Emangnya lu mau nonton film apaan. Kelihatannya nggak mau ketinggalan amat.
ANAK
Betul, bang, kalau sama film yang satu ini saya nggak mau ketinggalan. Oleh karena ini film bagus, menarik dan yang paling penting lagi banyak adegan-adegan panasnya alias adegan ranjang. Judulnya saja sudah membuat orang penasaran, mau tahu judulnya?
PENONTON 1
Apa judulnya, Markus?
ANAK
Judulnya; CINTA BEBAS HAMBATAN
PENONTON 2
Yah, nih anak. Kamu kira jalan tol apa? Markus, film macam begituan belum saatnya kamu tonton. Mending juga kamu nonton film kartunnya Donald Duck atau Mickey Mouse. Lebih cocok buat usia lu.
ANAK
Bang, di zaman seperti sekarang ini ukuran usia bukan lagi menjadi soal. Tapi yang jadi soal usia-usia seperti saya ini dapat gak menangkap isi cerita dari film itu. bukan hanya sekedar melihat adegan-adegan panasnya saja. dan yang satu ini terkadang telah menjadi kecurigaan orang-orang dewasa terhadap anak-anak apabila nonton film begituan. Padahal kita belum tentu melakukan yang bukan-bukan setelah nonton film begituan. Betul gak, mather?
IMAH (PADA ANAKNYA)
Betul, Markus. Dan lagi mather sama father nggak pernah melarang. Eh, para penonton saya sih Cuma kasih masukan saja berdasarkan pengalaman saya terhadap anak saya sendiri. kalau anak kita dikekang, maka anak kita akan berontak habis-habisan. Tapi kalau kita beri kebebasan, maka kebebasan itu selalu diartikan oleh anak sebagai tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, orang tua, terutama kepada yang maha kuasa atas perbuatannya sndiri. Nah, dengan demikian, anak akan lebih tahu diri lagi.
PENONTON 2
Terima kasih atas sumbang saran dan pidato yang begitu mengesankan sekaligus membosankan. Burhubung kita-kita di sini bukan untuk memersoalkan anak apalagi untuk mendengarkan pidato yang penuh dengan kejenuhan. Tapi kita-kita sedang penasaran dan bertanya tentang perubahan besar dalam kehidupan keluarga Kodir bin Khairil, khususnya mengenai ekonominya.
KODIR
Jadi kamu-kamu belum puas dengan jawaban yang tadi saya berikan? Lalu apalagi yang harus saya katakana untuk….
TIBA-TIBA MASUK POLISI 1 DAN POLISI 2. MELIHAT POLISI, KODIR AGAK KETAKUTAN DAN MENYINGKIR PURA-PURA TIDAK MELIHAT.
POLISI (KEPADA PARA PENONTON)
Maaf bila kami mengganggu kesenangan saudara-saudara, karena demi tugas kami terpaksa melakukannya.
PENONTON 3 (KEPADA POLISI 1 dan 2)
Bapak polisi yang baik, kita sih gak terganggu, asalkan kehadiran bapak-bapak di sini juga jelas. Apa maksudnya dan mau apa? Seingat kami, kami tidak pernah berbuat hal-hal yang merugikan orang lain dan tidak melanggar hokum serta peraturan.
POLISI 2
Memang benar kalian tidak berbuat dan melanggar hokum. Kehadiran kami di sini sesuai dengan tugas, yakni mencari sekaligus menangkap orang yang kami curigai telah melanggar hukum dengan tuduhan telah membunuh saudagar kaya raya untuk mendapatkan harta bernilai milyaran rupiah yang dimilikinya. Dan kami dapat informasi bahwa orang tersebut berkeliaran di daerah ini.
SELAMA ADEGAN INI KODIR BERDIAM DIRI DENGAN MEMBELAKANGI PARA POLISI, SEDANGKAN IMAH DAN ANAKNYA BIASA-BIASA SAJA.
PENONTON 4
Pak polisi, kalau betul orangnya berada di daerah ini, mungkin kami dapat membantu utnuk menangkapnya. Kami tidak mau daerah kami dimasuki seorang pembunuh atau perampok sekalipun untuk bersembunyi di daerah kami ini.
POLISI 1
Bagus kalau begitu. bapak-bapak dapat memabntu kami untuk menangkapnya, supaya….
TIBA-TIBA MC MASUK DENGAN MEMOTONG ADEGAN YANG LAGI TEGANG-TEGANGNYA.
MC (CEPAT-CEPAT MASUK)
Maaf para penonton, waktu untuk adegan ini telah habis. Jadi untuk adegan ini kita sambung lagi pada waktu yang akan datang.
PENONTON 1 (KEPADA MC)
MC, lagi-lagi kamu memotong adegan yang lagi seru dan tegang, nggak boleh orang senang apa.
MC (KEPADA PENONTON)
Bukannya begitu, kawan. Saya menghentikan adegan ini biar ada stock untuk hari berikutnya. Dan kami juga memberii kesempatan kepada kamu-kamu untuk bertanya-tanya siapa pembunuh sebenarnya. Udah deh, sekarang sebelum di tutup acara ini, seperti biasa kita sama-sama bernyanyi dan berjoget ria untuk melupakan sejenak ketegangan yang baru saja berkecamuk di dalam diri kita masing-masing. musik mulai.
MUSIK BERFUNGSI SEPERTI BIASANYA. PARA PENONTON DAN SEMUA PEMAIN BERSATU LAGI, MEREKA BERNYANYI SAMBIL BERJOGET SESUAI DENGAN IRAMA DAN SYAIR YANG TELAH DIHAFALKAN.
SEMUA
Bernyanyi lagi
Kita bersama
Bernyanyi lagi
Samakan suara
Lalu kita
Lupakan duka
Berjoget lagi
Kita bersama
Berjoget lagi
Ikuti irama
Lalu kita bersenda gurau
Jangan ada susah
Jangan lagi ada luka
Kita saling menjaga
Wibawa dan kehormatan
KEMUDIAN SEMUANYA KELUAR
ADEGAN KE SEBELAS
PANGGUNG KEMBALI KOSONG. LAMPU KEHILANGAN CAHAYANYA. MUSIK SERASA NGGAN UNTUK MENGIRINGINYA. LAMBAT WAKTU BERPUTAR. PERGERAKAN AKTIFITAS MANUSIA PUN KULAI KEHILANGAN KEKUATANNYA. KELAMBATAN MULAI MENGHINGGAPI SEGALA SEMANGAT JUANG HIDUP. TAK ADA LAGI PERSEKONGKOLAN, SEMUANYA MENJADI SEMU. FATAMORGANA MENJADIKAN RENUNGAN UNTUK MENCAPAI DAN MERAIH. GAIRAH HIDUP KEMBALI. KINI, ESOK DAN MASA MENDATANG.
ADEGAN KE DUA BELAS
KARIM MUNCUL DENGAN KELETIHANNYA, KAKEK PERLAHAN KE DEPAN. MENJEMPUT ASA YANG DATANG DAN HILANG. LAMPU MENYALA DENGAN MALASNYA. SEMENTARA KARIM HANYA DAPAT MERENUNG. DENGAN KELETIHAN YANG AMAT SANGAT, KAKEK BERUSAHA UNTUK MEMBANGKITKAN KEMBALI MENYADARKAN DARI KEHILAFAN DAN KESOMBONGAN. KEANGKUHAN DAN KEKAKUAN.
KAKEK
Kemarin dan hari ini adalah songsongan hari kemudia. Kita hidup bukan hanya untuk mencapai kesenangan duniawi saja, tetapi masih ada kehidupan yang harus kita lalui dan sifatnya abadi serta kekal. Apabila kita tidak pandai-pandai untuk memanfaatkan hidup yang sementara ini. Maka dijauhilah segala kesenangan harum dan wanginya taman firdaus. Kemudian diantarkannya jiwa-jiwa yang selalu mementingkan kepentingan duniawi kepada taman-taman penyiksaan.
Betapa mengerikan bila kita harus masuk ke dalamnya. Sebagai umat manusia hanya ada satu cara untuk menghindarkannya, yakni dengan berusaha menyadari betapa perbuatan baik dan buruk sangat sulit diuraikan apalagi dibedakan. Semuanya telah menjadi satu kesatuan yang utuh dalam penafsiran kehidupan semu. Kau, aku dan mereka hanyalah objek-objek yang terkadang tak bernilai dan tak berarti apa-apa, tapi sebagai umat manusia selalu dimintai pertanggung jawabannya selama hidup, selama ia menikmati hal-hal baru yang berbau duniawi.
Terlalu berat emang untuk ditanggung, tetapi mau tidak mau harus dijalani sesuai kodrat manusia. Kebaikan dan keburukanlah pada akhirnya yang akan memertimbangkan segala perbuatan-perbuatan dalam pengadilan nantinya. Waktu lalu kau telah menikmati duniawi dengan memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan bersama istri dan anak. Kau pergunakan uang hasil undian berhadiahmu sebagai tujuan mencapai kebahagiaan, mencapai segala yang kau inginkan tapi tidak untuk kebahagiaanrohanimu. Jiwamu hanya mengikuti apa perkataan tuannya, tetapi tidak untuk menikmatinya apalagi memilikinya. Kau telah melangkah dengan kesia-siaan, tapa nurani sebagai landasan dasar yang biasanya dimanfaatkan sebagai pelita yang memancarkan sinarnya dalam mengarungi liku-liku kehidupan di kemudian. Waktu akan selalu berlalu dan semakin menjauh dari kita. Usiapun kian bertambah hingga kita tidak tidak mampu lagi untuk memegang benda meski sebesar jarum. Kini kau kembali merenungi lagi apa yang telah kau perbuat untuk kemudian kau ulangi lagi sewaktu kesempatan memihakmu. Inilah sifat sesungguhnya dari keberadaan manusia.
KARIM (DALAM KEADAAN LEMAH BERUSAHA UNTUK TEGAR DAN BERDIRI SECARA PERLAHAN-LAHAN DENGAN SUARA LEMAH DAN LAMBAT KARIM BERUSAHA MENUNJUKAN KETGARAN DAN SEMANGAT JUANGNYA UNTUK TETAP MERAIH HARI YANG SELALU DIJANJIKANNYA)
Aku harus menyongsong waktu yang akan datang.
KAKEK
Bagus kalau kau masih memunyai semangat hidup, gairah untuk mendapatkannya adalah landasaan dalam memacu kesetiaanmu terhadap kehidupan di masa yang akan datang. Kau juga harus ingat untuk menyongsong waktu yang akan datang bukan berarti mendapatkan kehidupan baru penuh kemulusan dan tiada halang perintang. Justru kau akan menghadapi kesulitan baru dalam meniti serta mencapainya bahkan dapat menjurus pada suatu jurang kehancuran apabila jiwa dan pikiranmu tidak lagi menjadi satu kesatuan utuh untuk dipergunakan sebagai senjata dalam menghadapi songsongan masa yang akan datang. Kau siap dengan semua yang akan kau hadapi nanti? Meski pengalaman telah mengantarkanmu kepada suatu kepercayaan diri agar dapat lebih mawas diri terhadap semua halang perintang. Semua goda setan yang sewaktu-waktu dapat mengancam untuk lebih jauh melakukan hal-hal yang tak dapat kau hindarkan nantinya. Hingga pada akhirnya menjebak kamu pada suatu perbuatan-perbuatan tercela dan dijauhinya rasa serta ruhmu untuk dapat bermesraan dengan taman-taman firdaus kekal dan abadi.
KARIM (MASIH DENGAN GAIRAH LEMAH DAN SUARA YANG LEMAH. KARIM BANGKIT DENGAN SEPENUH TENAGA)
Kepercayaan dan tekad telah membara dalam jiwa-jiwa keresahan yang tak terbendung lagi. Esok dan nanti adalah realitas kehidupan yang harus aku dapati dengan segala keyakinan dan diimbangi oleh ketakwaan dalam meraih kesempurnaan.
KAKEK
Jalani dan buktikan ucapanmu itu!
(LAMBAT KAKEK MENGHILANG)
ADEGAN KE TIGA BELAS
KARIM DALAM KEYAKINANNYA SEMENTARA SUARA JAM BERSAHUT-SAHUTAN TAK BERATURAN, SERASA MENGIRINGI KARIM PADA SEBUAH KEHIDUPAN MENDATANG.
ENTAH JUGA DARIMANA SEGEROMBOLAN MANUSIA HADIR MELINGKARI DAN MENGERUMUNI KARIM HINGGA KARIM TAK JELAS LAGI BATANG HIDUNGNYA. SAMBIL BERDZIKIR “LAILAHAILLALLAH” SEOLAH MEMNGANTARKAN KARIM PADA SONGSONGAN KEHIDUPAN YANG TELAH DIYAKININYA.
BERSAMA SEGEROMBOLAN MANUSIA PULA KARIM PENUH KEYAKINAN MENYEBUT TAK PUTUS-PUTUS KEBESARAN SANG PENCIPTA “LAILAHAILLALLAH”. LAMBAT SEMAKIN LAMBAT, CEPAT TERUSLAH CEPAT MENGGESER WAKTU DAN PERUBAHAN TEMPAT. MAKA, BERBUNYILAH DENTAMAN JAM PANJANG MENANDAI SEMPURNANYA PERALIHAN WAKTU.
KARIM PUN USAILAH SUDAH MENJALANI KEYAKINANNYA LALU IA MELANGKAH TENANG DIIKUTI OLEH SEGEROMBOLAN MANUSIA BERJAJAR DI BELAKANG DENGAN TERTIB DAN HIKMADNYA.
ADEGAN KE EMPAT BELAS
MELANGKAH MENGUJI DIRI, MELANGKAH MENAHAN NAFSU, MELANGKAH MEMBUANG RASA IRI-DENGKI, MELANGKAH PENUH KEDAMAIAN, MELANGKAH PENUH KEDAMAIAN, MELANGKAH SEMAKIN JAUH, MCAPAI HATI DAN NURANI.
SELAMA ADEGAN INI, KARIM DAN SEGEROMBOLAN MANUSIA SEOLAH DIUJI SEPANJANG JALAN, SEPANJANG LANGKAH, SEPANGNJANG…. BERBAGAI GODAAN DAN HASUTAN MENCOBA MENGHALANGI SERTA MERINTANGI KARIM DAN SEGEROMBOLAN MANUSIA LAINNYA. DARI SONGSONGAN HIDUP AKAN DATANG; HIDUP MENUJU KEDAMAIAN, HIDUP PENUH KERIDHOANNYA, HIDUP UNTUK BERBUAT BAIK DAN MENJAUHKAN DIRI DARI SEGALA YANG BERBAU HARAM. SEMAKIN KUAT GODAAAN DAN HASUTAN, SEMAKIN TEGUH PULA KEIMANAN DAN KEYAKINAN KARIM SERTA SEGEROMBOLAN MANUSIA KEPADA YANG KEKAL.
ADEGAN KE LIMA BELAS
LANGKAH TELAH USAI, COBAAN DILALUI DENGAN LETIHNYA. KARIM KEMBALI BERSIIMPUH, SEGEROMBOLAN MANUSIA MENGHILANG ENTAH KEMANA SEPERTI JUGA MEREKA HADIR TAPI ENTAH DARIMANA.
ADEGAN KE ENAM BELAS
PANGGUNG BERTEMAN KARIM, KHUSUK DALAM KEIKHLASANNYA.
ADEGAN KE TUJUH BELAS
MASUK MINAH, DENGAN SEGALA KEMISKINANNYA, HANYA PELUH TEMAN SETIA, DUKA MENJEJALINYA. TIAP BERPAPASAN SANG SURYA TIAP BERCUMBU REMBULAN, MINAH HANYA DAPAT MENANGIS. SIKSA LAHIRIAH DAN ROHANIAH DI DUNIA.
MINAH (SAMBIL MENANGIS MINAH BICARA PADA KARIM)
Kita semakin miskin, tak berdaya, kumuh, makan asal ketemu atau sama sekali tidak. Anak kita sudah tak tahan menerima kenyataan ini. Ia pergi entah ke mana, mungkin mencari isi perut yang tidak akan didapat lagi di rumahnya sendiri. isi rumah satu persatu telah pindah tempat ke majikan lainnya. Yang tinggal hanya rumah keropos dengan genting-genting bocor dan satu-satu ikut pula digadaikan . sedangkan tanah yang sepetak sudah ada yang berminat untuk membelinya dengan harga yang sangat rendah bahkan dibarengi oleh ancaman bila tidak diberikan dan hasil penjualannya pun sudah dibayarkan hutang yang semakin menggunung. Sedangkan kau terlalu asyik menyendiri. Sehari-hari hanya berdiam diri dalam persemayaman, mseki terkadang keluar sekedar menyampaikan amanah-amanah kepada masyarakat tentang hal-hal yang dilarang dan dihalalkan. Setelah itu kau kembali ke tempat persemayaman. Tanpa hiraukan anak istri. Tiada lagikah kasih cinta sayangmu terhadap aku, istrimu dan anakmu sendiri? inikah sebuah songsongan kehidupan yang menurutmu dapat mencapai kebahagiaan dengan cara melupakan keluarga? Melupakan aku istrimu? Melupakan anakmu? Melupakan segala kewajibanmu sebagai seorang suami, sebagai seorang bapak yang seharusnya memberii makan anak dan istri. Memberi kebutuhan-kebutuhan yang cukup bagi keluarga. Aku tidak menuntut lebih dari realitas kehidupan kita, Karim. Aku sangat mnyadari betapa kita selalu memgang teguh kukuh janji setia sehidup semati. Tapi kini mana semua itu?
KARIM (MASIH BELUM BERANJAK DARI TEMPAT DUDUKNYA DAN MASIH TETAP BERDIAM DIRI)
MINAH
Kenapa kau masih diam saja, Karim? Apa kau senang menelantarkan anak istri hidup dalam kesusahan? Kau benar-benar seorang suami yang tega membiarkan kami hidup dalam keadaan tidak karuan. Rumah tangga yang kita cita-citakan bersama, kau hancurkan hanya karena mengejar ambisi dan nafsu yang tak jelas ujung pangkalnya.
KARIM (TENANG SAMBIL TETAP DIAM DIPERADUANNYA)
Aku tidak semata-mata mengejar ambisi dan nafsu duniawi dan diri sendiri, tetapi ini kulakukan demi pekentingan kita semua, kita bertiga; aku, kau dan anak kita.
MINAH
Tidak, Karim! Kau tidak melakukan apa-apa untuk kita selama ini, selama kau berdiam diri di sini dan aku tidak juga mengerti apa sebenarnya yang kau…
KARIM
Aku hanya ingin kau tenang dan tetaplah pada jalur kehidupan yang kini menerpa kita. Kelak di kemudian hari akan kita nikmati bersama apa yang telah menjadi cita-cita serta impian di masa lalu. Memang saat ini kita miskin akan harta, tetapi kita kaya di sini lainnya; iman sebagai pondasi kehidupan dalam mengisi jasmani dan rohani. Ingat, Tuhan selalu memberiikan sekaligus membukakan jalan bagi hambanya yang sabar, tabah dan tak banyak mengeluh….
MINAH
Tuhan juga akan marah bila sang suami menelantarkan anak dan istrinya. Kau memang pandai dalam memberi nasehat, wejangan, tapi kau tidak pandai untuk memberiikan nafkah yang cukup.
MINAH PERGI, KARIM TETAP DALAM POSISI SEMULA. TIDAK PEDULI AKAN KEMARAHAN SANG ISTRI. PENDIRIANNYA DALAM MENYONGSONG KEHIDUPAN PENUH KEBAHAGIAAN MENJADI HAL UTAMA, SIANG DAN MALAM MENJADI WAKTU-WAKTU PANJANG.
ADEGAN KE DELAPAN BELAS
MASUK ROMBONGAN SANDIWARA SAMBIL BERNYANYI
SEMUA
Kita bernyanyi lagi
Kita bersama
Bernyanyi lagi
Samakan suara
Lalu kita
Lupakan duka
Berjoget lagi
Kita bersama
Berjoget lagi
Ikuti irama
Lalu kita
Bersenda gurau
Jangan ada susah
Jangan ada lagi luka
Kita saling menjaga
Wibawa dan kehormatan
SETELAH BERNYANYI, ROMBONGAN KEMBALI DUDUK MEMBENTUK LINGKARAN DENGAN MANGAMBIL POSISI MASING-MASING, SEDANGKAN DI TENGAH-TENGAH LINGKARAN TELAH HADIR POLISI 1, POLISI 2, KODIR YANG MEMBELAKANGI PARA POLISI, IMAH DAN ANAKNYA. MEREKA BERDIRI DALAM KEADAAN TERDIAM OLEH SEBAB ADEGAN BELUM DIMULAI. MC YANG BIASANYA PALING SEMANGAT MUNCUL DULUAN, JUSTRU KINI MASIH JUGA BELUM MENAMPAKAN BATANG HIIDUNGNYA. PADAHAL PARA PENONTON SUDAH RESAH UNTUK MEMULAINYA DAN UTAMANYA LAGI ADALAH RASA PENASARAN INGIN MENGETAHUI SIAPA SEBENARNYA PENJAHAT YANG TELAH MENCORENG NAMA BAIK KAMPUNG YANG SELAMA INI BERSIH DARI NODA KEJAHATAN. TIBA-TIBA MC MUNCUL DENGAN KETENANGANNYA, TANPA RASA MALU DAN DOSA, KALAU DIRINYA TELAH MEMBUAT RESAH PARA PENONTON DAN PARA PEMAIN.
MC
Selamat datang dan berjumpa lagi dengan….
PENONTON (SEMUA BERSORAK DENGAN NADA NYINYIR PADA MC)
Hu….huuu….hu…. turun….turun….turun….
MC (ACUH TAK MENDENGARKAN)
Baiklah para penonton, berhubung situasi dan kondisinya tidak memungkinkan untuk saya dalam sepatah dua patah sebagai pengantar, maka segera kita mulai saja dengan adegan selanjutnya.
MC KELUAR SAMBIL MELAMBAIKAN TANGANNYA KEPADA PARA PENONTON YANG TERUS MENYORAKINYA DENGAN NYINYIR
POLISI 1 (PADA PARA PENONTON)
Nah, saudara-saudara, agar lebih jelasnya kami akan memerlihatkan photo orang kami curigai ada di sekitar sini (MENGAMBIL PHOTO DARI SAKU BAJUNYA YANG TELAH DIPERSIAPKAN DARI KANTOR)
PENONTON 1
Itu lebih baik lagi pak, jadi kami akan lebih mudah untuk mengenalinya siapa yang bapak-bapak sedang cari.
POLISI 2 (MENYERAHKAN PHOTO PADA PARA PENONTON YANG KEMUDIAN DIBERIKAN LAGI PADA PENONTON LAINNYA SALING BERGANTIAN SECARA BERANTAI. PARA PENONTON KETIKA MELIHAT PHOTO ITU SANGAT TERKEJUT DAN TIDAK DISANGKA-SANGKA KALAU YANG SEDANG DICARI ADALAH ORANG-ORANG YANG SELAMA INI SANGAT DEKAT DENGAN MEREKA SEKALIGUS PULA SEBAGAI ORANG YANG DICURIGAI KARENA TIBA-TIBA KEADAAN EKONOMINYA SANGAT BERUBAH DRASTIS, DEMIKIAN PULA DENGAN GAYA HIDUPNYA YANG BENAR-BENAR SEPERTI PENGGEDE. MESKIPUN JUGA MEREKA MENYADARI BAHWA ORANG YANG SEDANG DICARI SANGAT DERMA DAN PENUH PERHATIAN KEPADA TETANGGA-TETANGGANYA YANG TIDAK PUNYA DAN HIDUP PUN KEKURANGAN. OLEH SEBAB ITU MEREKA JUGA AGAK RAGU-RAGU UNTUK MEMBERIITAHUKANNYA KEPADA PARA POLISI KALAU YANG MEREKA CARI MEMANG ADA DI KAMPUNG YANG MEREKA TINGGALI. TAPI UNTUK MENJAGA NAMA BAIK KAMPUNG DAN KEBAIKAN SEMUA WARGA DENGAN BERAT HATI MEREKA MEMBERIITAHUKAN JUGA KEPADA PARA POLISI)
PENONTON 1 (KEPADA PARA POLISI DENGAN BERAT HATI UNTUK MEMBERITAHUKANNYA)
Pak polisi, gambar yang ada dalam photo ini, orangnya ada dibelakang bapak-bapak. Dan sebenarnya orang ini sangat baik dan dekat dengan kami serta warga kampung di sini. Kami tahu betul kehidupan yang sesungguhnya dan orangnya pun walau perekonomiannya kini telah mapan yang tidak kami ketahui dari mana ia dapatkan, tapi tetap tidak sombong dan angkuh. Melainkan baik serta menolong warga yang kesusahan. Namun walau begitu, kami juga sadari kami tidak bermaksud untuk menyembunyikan orang yang telah berbuat salah besar. Apalagi telah merampok sekaligus membunuh orang lain. Oleh sebab itu, kepada saudara kita Kodir, kami mohon maaf tidak dapat melindungi kami dari persembunyian dan kejaran bapak polisi.
KODIR (BERBALIK KE ARAH PARA POLISI MEMANDANGI SATU PERSATU ORANG-ORANG YANG ADA DI SEKITARNYA, ISTRI DAN ANAKNYA, SAHABAT DAN PARA TETANGGANYA SAMBIL LALU TERTUNDUK MALU PENUH PENYESALAN)
Kalian tidak perlu menyembunyikan orang yang telah melakukan kesalahan besar, apalagi mencoreng nama baik kampung tempat tinggal kalian dan keluargaku sendiri. saya sadar dan menyesali atas perbuatan yang telah saya lakukan, namun segalanya telah terjadi (KEPADA PARA POLISI) bapak polisi, memang betul yang bapak-bapak cari adalah saya orangnya, Kodir. Yang telah melakukan perampokan dan kejahatan dengan motif memiliki seluruh harta korban yang saya bunuh. Tangkap dan penjarakanlah saya.
POLISI 1 (PADA POLISI 2)
Sersan, bawa tersangka!
POLISI 2
Siap, kapten.
MEMBORGOL KODIR UNTUK KEMUDIAN DIBAWA MOBIL MENUJU KANTOR POLISI. NAMUN SEBELUM DIBAWA, IMAH SEMPAT MENANGIS DAN MEMANGGIL KODIR DENGAN PENUH PERASAAN.
IMAH (KEPADA KODIR)
Bang…..
KODIR (MENGUMPATKAN RASA MALU KEPADA ISTRI DAN ANAKNYA. TERHARU)
Imah, jagalah anak kita dan rawar serta didiklah dia agar menjadi orang yang berguna bagi orang tuanya sendiri maupun bagi masyarakat luas. Dan maafkanlah abang yang telah berbuat salah dan membohongi kamu dan anak kita. Abang hanya bisa berdoa agar kalian dapat menerima cobaa yang kini sedang menguji keluarga kita, khususnya diri abang sendiri.
IMAH HANYA BISA MENANGIS SAMBIL MEMELUK ANAKNYA YANG JUGA TIDAK DAPAT MENAHAN RASA HARUNYA MELIHAT BAPAKNYA DITANGKAP OLEH POLISI, SEMENTARA PARA PENONTON JUGA IKUT TERHARU MELIHAT KAWAN, BAHKAN SUDAH DIANGGAP SAUDARA SENDIRI. MEREKA SEMUA BERDIRI SERASA MENGANTARKAN KEPERGIAN KODIR. PARA POLISI MEMBAWA KODIR KELUAR SAMBIL KEDUA TANGANNYA TERBORGOL. YANG LAINNYA HANYA DAPAT MEMANDANGI, SEDANGKAN IMAH DAN ANAKNYA MENGIKUTI DARI BELAKANG
MC (MASUK DENGAN SEGALA KESEDIHAN SAMBIL BERBICARA DENGAN AGAK TERBATA-BATA SAKING HARUNYA)
Demikian para penonton, cerita ini berakhir dengan segala kesedihannya. Saya dan kawan-kawan pendukung lainnya mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kehadirannya. Sampai jumpa di kisah yang lain. Dan sebagai penutup akan kami sediakan sebuah lagi untuk mengantarkan kesedihan ini. Musik mulai.
(MUSIK MENGALUN, PARA PEMAIN MULAI BERNYANYI)
SEMUA
Hidup zaman sekarang
Hanya cukup untuk bertahan
Entah esok, entah lusa
Tapi hari ini kita harus makan
Hidup zaman sekarang
Sikut sana, sikut sini
Demi sesuap nasi
Nyawapun dipertaruhkan
Memang nasib manusia
Tak tentu rimbanya
Hanya tuhan kuasa
Yang dapat menentukannya
Kita umat manusia
Hanya dapat berserah diri
Menerima dan menjalani
Selebihnya berusaha memerbaiki
Demi hidup tuk mencapai kebahagaian
KEMUDIAN SEMUA PENONTON DAN MC KELUAR
ADEGAN KE SEMBILAN BELAS
PANGGUNG KEMBALI KOSONG, CAHAYA MENYALA REMANG-REMANG. KARIM TETAP DALAM PERADUANNYA. MALAM BERGANTI SIANG, SIANG BERGANTI MALAM. MATAHARI DAN BULAN SALING BERKOLABORASI MENJAGA KEUTUHAN, MENJALIN PERGERAKAN KEHIDUPAN. MENGIRINGI KEBAIKAN DAN KEBURUKAN, MENYAKSIKAN KESIBUKAN DAN KEMALASAN KESERAKAHAN, IRI DENGKI KEMUNAFIKAN, KEAGUNGAN ATAU KEBIJAKSANAAN.
ADEGAN KE DUA PULUH
KAKEK MASUK, BERDIRI DI ATAS KEKUASAANNYA, HARU DAN MARAH BERKECAMUK DALAM JIWANYA. PERASAAN SALAH SUDAHLAH LEWAT, PERBEDAAN ALAM MENJADIKAN PERGOLAKAN YANG TIDAK TERHINDARKAN. KEKUASAAN ADA DI ATAS KEKUASAANNYA.
KAKEK
Keseimbangan sangat sulit dimiliki oleh manusia. Hingga munculah ketidak adilan, ketidak merataan, ketidak percayaan, baik dalam rumah tangga, perusahaan, pemerintahan maupun persahabatan. Kecurangan tak lagi dapat dihindarkan, berbagai cara orang melakukannya. Sedangkan kejujuran menjadi saksi bisu terkadang pula sering dijadikan kambing hitam. Sementara kehidupan terus berjalan tanpa sedetik pun memberi peluang untuk sekedar melepas peluh. Peristiwa demi peristiwa berlangsung seperti apa adanya yang tak mungkin dihindarkan.
Karim adalah salah satu missal dari sebuah peristiwa manusia yang telah mengorbankan ataupun dikorbankan. Dia tidak memunyai pilihan sebenarnya, selain mengejar kebahagian yang semu dan dia sendiri pun tak pernah mengerti apa yang dimaksud kabahagiaan itu. sehingga anak-istrinya dikorbankan demi pencapaian kebahagian yang tak jelas jelangnya. Ibadah penting, tapi bukan untuk menelantarkan tanggung jawab. Yang maha agung pun pasti akan murka….
KARIM (TIBA-TIBA KARIM TERJAGA DARI TAFAKURNYA MENDENGAR SUARA KAKEK YANG KINI SUDAH TIDAK LAGI DAPAT DILIHAT DENGAN MATA TELANJANG. SUARA KAKEK YANG MAKIN JELAS TERDENGAR MEMBUAT KARIM HANYA DAPAT MENCARI-CARI SUMBERNYA. TAPI TIDAK BERHASIL)
Kakek, dimanakah kau? Aku rindu hadirmu (KARIM TERUS MENCARI DAN MERABA-RABA, TAPI SEMUA KOSONG) kakek, jangan mengumpat dari pencaharian mataku. Jelas suaramu terdengar tapi dimanakah ragamu. Aku butuh nasihat-nasihat bijakmu, siraman rohanimu, menetramkan segala kepenatan dan kesimpangsiuran jalan hidupku. Kakek, perlihatkanlah senyum dan ceriamu, agar tak lagi bernaung duka serta kelabilan.
KAKEK (TETAP BERDIRI DI ATAS KEKUASAANNYA)
Aku di sini Karim. Di samping kebahagiaanmu.
KARIM
Kebahagiaanku?
KAKEK
Benar Karim. Kebahagian yang selama ini kau cari kini menunggu untuk segera kau raih.
KARIM
Tapi bagaimanakah caranya, Kakek?
KAKEK (TERTEGUN SEJENAK MENYADARI AKAN KETERBATSAN ANTARA DUA ALAM YANG BERBEDA. TAPI JUGA TIDAK KUASA MENGHADAPI KENYATAAN ANAK MANUSIA YANG SELALU MEMIMPIKAN, MENGINGINKAN DATANGNYA KEBAHAGIAAN, ENTAH KAPA, ENTAH YANG BAGAIMANA, ENTAH DIMANA)
KARIM
Kakek, kenapa diam?
KAKEK
Kebahagiaan yang kau inginkan adalah kebahagiaan semu, Karim.
KARIM (SAMA SEKALI TIDAK MENGERTI APA YANG DIUCAPKAN KAKEK)
Kebahagiaan yang semu? Saya tidak mengerti, Kakek. Apa maksudnya?
KAKEK (BERUSAHA UNTUK MENGALIHKAN PEMBICARAAN)
KARIM (MASIH DALAH PENCARIAN DIMANA KAKEK BERADA)
Kukorbankan segalanya demi kebahagiaan yang kini kutuju. Bukankah ini untuk serta demi mereka? Bukankah ini juga atas saran dan nasehat darimu, kakek?
KAKEK (MEMBISU SEJENAK)
KARIM
Mengapa diam, Kakek? Kebahagian yang kau tunjukkan bukankah kini ada didekatku? Tapi mana?
KAKEK
Kebahagiaan jiwa bukanlah kebahagiaan materi, Karim. Kebahagian jiwa adalah ketentraman dan tabungan yang akan kau raih di hari kemudian.
KARIM
Kapan Kakek?
KAKEK
Ketika kau telah memasuki alam yang kini kuhuni.
KARIM
Ke alam yang kau huni, alam yang mana lagi kek?
KAKEK
Alam yang telah memisahkan raga kita, Karim. Alam tempat kuberada tidak lagi mengenai apa yang kau bayangkan di dunia.
KARIM
Kalau begitu ajaklah aku ke alammu, Kakek.
KAKEK
Tidak bisa Karim
KARIM
Mengapa?
KAKEK
Untuk dapat bergabung dengan alamku, terlebih dulu kau harus melewati sebuah proses.
KARIM
Proses? Proses apa lagi Kakek?
KAKEK
Proses, dimana kau tidak lagi menghuni alammu seperti sekarang ini.
KARIM
Kakek, terus terang aku sama sekali tidak mengerti apa yang kau maksudkan dengan semua itu. proses dan dunia yang berbeda.
KAKEK (MENAHAN HARU DAN MARAH SEBAB KARIM TIDAK JUGA MENGERTI APA YANG DIMAKSUDKAN OLEH KAKEK. INI DIKARENAKAN KARIM ADALAH SEORANG YANG LUCU, POLOS DAN TIDAK MUDAH UNTUK MENANGKAP APA YANG ORANG LAIN UCAPKAN. TAPI KELEBIHAN KARIM ADALAH SANGAT PATUH DAN PENURUT SERTA CEPAT MELAKSANAKAN APA YANG DIPERINTAHKAN ORANG LAIN, TERMASUK JUGA DENGAN KAKEK YANG SEBETULNYA KARIM SENDIRI SAMA SEKALI TIDAK MENGENALINYA. HANYA SAJA KARENA KAKEK DAPAT MENGAMBIL HATI DAN PERASAAN KARIM SERTA YANG LEBIH PENTING DAPAT MENGUASAI DAN MENGENDALIKAN EMOSI YANG SELALU BERGOLAK DALAM JIWA KARIM DALAM MENGHADAPI KEHIDUPAN YANG DIRASAKANNYA TERAMAT KOMPLEKS)
Oh, yang maha agung dan kekal, sampai kapanpun tidak ada keadilan manusia di dunia. Yang ada hanyalah manusia-manusia lugu, polos dan mudah terbawa arus. Tidak ada kebahagiaan di atas kebahagiaan selain seijinMu. Bilakah seorang manusia menuntut kebahagiaan hidupnya, dimanakah akan di dapat? Oh, yang maha tak terkalahkan aku harus menyelesaikan semua ini sebelum segalanya makin rumit dan tidak terkendali, sebelum kontrol diri tidak dapat terkuasai sehingga memungkinkan masuknya pihak-pihak yang memanfaatkan kewibawaan, keluguan, kelemahan dan kesewenang-wenangan. Aku tak dapat menahan lebih dalam haru dan kesedihan, sebab luka akan selalu terus menerus menelantarkan seorang anak manusia bahkan banyak menusia-manusia lainnya hanya sekedar mengejar kebahagiaan yang semu.
KARIM (MASIH MENCARI DIMANA KAKEK BERADA MESKI SUARA KAKEK JELAS TERDENGAR TAPI SECARA WUJUD TAK NAMPAK, KARIM SEMAKIN KEBINGUNGAN DAN MULAI KEHILANGAN KENDALI SERTA KEBIMBANGAN)
Kakek, wujudmu tetap saja tak Nampak dan kebahagiaan yang kau janjikan sampai saat ini hanyalah obralan janji-janji semata. Dan kini suaramu saja yang terdengar sedangkan raga dan wujudmu kau umpatkan entah di mana. Kakek….kakek….
KAKEK
Kabahagiaan yang kau cari tidak akan lari, Karim. Kabahagiaan itu kini menunggumu di sini.
KARIM
Aku tahu kini kebahagiaan tidak pernah ada, Kakek. Jangan lagi membohongi keluguan dan keterus teranganku. Bila kau hanya sekedar membohongi orang-orang sepertiku, maka jangan harap akan kau temui suatu keberadaban. (KARIM SEMAKIN TIDAK TERKENDALI BICARANYA KEHIILANGAN ARAH, EMOSINYA SEMAKIN TINGGI, SEMAKIN TAK TERBENDUNG LAGI)
KAKEK
Kebahagiaan yang kujanjikan bukanlah kebahagiaan semata, Karim. Dan tak akan pernah kau dapatkan di tempat seperti sekarang kau berada. Di tempat sekarang kumenetap semuanya tidak diatur lagi oleh manusia ke manusia melainkan sudah diatur segalanya. Di sini hanya kebaikan dan kejahatan yang mengatur manusia, Karim.
KARIM
Kalau demikian, mengapa tidak segera kau bawa aku ke tempatmu? Agar tak lagi berkepanjangan kata atau waktu yang terbuang percuma, Kakek. Kalau memang aku harus meninggalkan dunia ini untuk mencapai kebahagiaan itu, aku rela mengikuti jejakmu. Akan kuserahkan ragaku pada bumi dan ruhku akan melayang menuju alammu, Kakek.
KAKEK.
Caranya?
KARIM
Berbagai cara dapat kulakukan, Kakek.
KAKEK
Contohnya?
KARIM
Mengikatkan leher dengan tali lalu digantung tinggi ke atas pohon atau tingginya tiang. Bisa juga dengan memutus urat nadi di tanganku agar darah menyembur keluar dan aku akan lunglai selamanya.
KAKEK
Itu berarti kau telah melakukan suatu perbuatan yang dimurka oleh yang Maha Kuasa, karena perbuatan itu adalah dosa besar dengan sengaja menghilangkan nyawa sendiri. dan berarti pula kau kehilangan kabahagiaan yang selama ini kau dambakan, Karim.
KARIM
Adakah cara lain, kakek? Untuk menuju ke alammu tanpa dengan sengaja menghilangkan nyawa sendiri dan tidak membuat yang Maha Agung murka?
KAKEK
Di sinilah susahnya, karim. Terkecuali hanya denga satu cara selain memang benar-benar ajalmu telah tiba.
KARIM
Dengan cara bagaimanakah, Kakek?
KAKEK
Kau dibunuh orang, Karim. Sebab dengan dibunuh maka perbuatannya atau dosanya ditanggung oleh pembunuhnya sendiri. sedangkan yang dibunuh terlepas dari kejaran dosa. Dengan semikian kau dapat emncapai kebahagaiaanmu.
ADEGAN KE DUA PULUH SATU
TIBA-TIBA MINAH, ISTRI KARIM MUNCUL DENGAN MEMBAWA SEBILAH GOLOK YANG SANGAT TAJAM. MINAH NAMPAK MENAHAN DERITA AMAT SANGAT. SIKSA BATIN DAN RAGA TELAH MENJADI SELIMUT SEHARI-HARI YANG PALING SETIA, MESKI MENAHAN SABAR YANG BERKEPANJANGAN AKHIRNYA KESABARAN ITU JUGALAH YANG MENJADI BUMERANG BAGI SUAMINYA SENDIRI YANG TELAH LAMA MENELANTARAKAN ANAK DAN ISTRINYA. DENGAN UMBARAN NAFSU TAK TERBENDUNG LAGI, MINAH DAN ANAKNYA BERKOMPLOT UNTUK MENUNTUT SUAMINYA YANG TIDAK LAGI MEMBERII MAKAN, MEMERI PERHATIAN, MEMBERII SGALA YANG SEMESTINYA DIBERI.
MINAH (NAFSU BERGELORA, AMARAH MEMUNCAK, GOLOK SIAP UNTUK DITERJANGKAN KE ARAH KARIM. DALAM KETIDAK BERDAYAAN, KAKEK HANYA DAPAT MENYAKSIKAN PERGUMULAN SEBUAH KELAURGA DARI ALAM YANG BERBEDA. ANAK (KARIM DAN MINAH) TELAH SIAP PULA DENGAN SEGALA DENDAM MEMBARA PADA AYAH KANDUNGNYA)
Karim! Kau sudah tidak berguna lagi bagi kami. Kau hanya sampah bagi anak dan istrimu sendiri. lebih baik kau pergi saja ke alam lain yang mungkin dapat memberi mimpi-mimpi dan harapan-harapan daripada di sini menelantarkan keluarga. Pergilah Karim! Pergilah, Karim! Pergilah!
SAMBIL MELAYANGKAN GOLOKNYA KE ARAH LEHER KARIM. SEKALI TEBAS ;EHERPUN LANGSUNG PUTUS DAN TIDAK AMPUN LAGI, KARIM LANGSUNG TERKAPAR TIDAK BERDAYA. TERGELETAK DENGAN DARAH TUMPAH MEMBANJIRI LANTAI PANGGUNG YANG BERUBAH MENJADI MERAH. MINAH DAN ANAKNYA TERTAWA PENUH KEPUASAN KARENA DAPAT MELAMPIASKAN AMARAH DAN KEKECEWAANNYA YANG DALAM. TERTAWA SAMBIL KELUAR PANGGUNG. KAKEK HANYA DAPAT MENYAKSIKAN DAN MENAHAN HARU SEKALIGUS TAK BERDAYA MELIHAT PERISTIWA YANG SANGAT TRAGIS.
KAKEK
Oh, yang Maha Segalanya. Hari ini aku telah menyaksikan sebuah peristiwa berdarah. Seorang suami mati ditikam sang istri, bersama dendam, bersama khianat dan bersama kemurkaan. Satu sama lain memertahankan kebenaran, menuntut hak untuk diperlakukan sama dan adil. Sang anak dan istri adalah tanggung jawab sang suami, namun bagaimana bila sang suami telah menelantarkan serta tidak memerhatikan kebutuhan-kebutuhan yang memang seharusnya dipenuhi. Oh, yang maha Kholik….
KARIM BANGKIT DARI KEMATIANNYA, KINI IA DAPAT MELIHAT UJUD KAKEK YANG SESUNGGUHNYA.
KARIM
Kakek, aku datang dan menagih janji tentang kebahagiaanku.
KAKEK (TENANG)
Kebahagiaanmu menanti setelah kau benar-benar dibersihkan menurut aturan alam di sini, Karim. Ingat! Kehadiranmu di sini akibat dari perbuatanmu sendiri yang telah menelantarkan anak serta istri dan ini merupakan kesalahan besar di mana Yang Maha Adil murka terhadap umat yang berbuat seperti itu.
KARIM
Tapi aku sudah melaksanakannya sesuai dengan prosedur, Kakek. Sesuai dengan nasehat dan petunjukmu. Atau…atau…ini hanya akal-akalanmu saja, Kakek!?
KAKEK
Di ala mini tidak lagi ada akal-akalan. Karim. Semuanya sudah diatur di atas kebenaran dan kesalahan, kebaikan dan kejahatan dengan peradilan yang sejujurnya.
KARIM
Aku protes, Kakek! Aku protes!
KAKEK
Di sini bukan tempatnya, Karim (KAKEK PERGI)
ADEGAN KE DUA PULUH DUA
KARIM TERUS BERTERIAK, NADA PROTES SEMAKIN TINGGIN. SAMBIL TERUS MENGEJAR KAKEK, TIBA-TIBA MASUK MAHLUK-MAHLUK ENTAH DARIMANA, MENGHALANGI BAHKAN LANGSUNG MENYIKSANYA. KARIM TAK BISA MELAWAN, TAK BISA MENGHINDAR. KARIM KANDAS. PENYIKSAAN DEMI PENYIKSAAN MENJADI SANTAPAN KARIM UNTUK MENUJU PADA PENYUCIAN DIRI DALAM MERAIH KEBAHAGIAAN.
KEBAHAGIAAN YANG MUNGKIN TAK AKAN PERNAH TERWUJUD, SEMENTARA MAHLUK-MAHLUK TERUS MENYAPANYA DENGAN SIKSA; BATIN DAN ROHANI. KARIM HANYA DAPAT BERTERIAK-TERIAK, SAKIT TIADA DUA DENGAN SIKSA TAK KUNJUNG HENTI. LOLONGAN KESAKITAN TERAMAT PANJANG. DAN YANG DAPAT DILAKUKAN SELAIN MEMANGGIL-MANGGIL KAKEK YANG KEBERADAANNYA ENTAH DIMANA.
ADEGAN KE DUA PULUH TIGA
KARIM TERBUJUR SEORANG DIRI, PARA MAHLUK MENINGGALKAN BEGITU SAJA. KARIM TAK BERGERAK RAGA DAN JIWANYA. TIADA LAGI MENUNJUKAN KEHIDUPAN. SEMENTARA KAKEK BERDIRI DI ATAS KEKUASAANNYA.
KAKEK
Bahagia bukanlah milik sendiri. tapi bahagia milik bersama. Semuanya berhak memiliki kebahagiaan dalam hidup ini. Karena kita manusia yang terlepas dari kehidupan. Nah, untuk itu janganlah kita takut akan kehilangan kebahagiaan dan raihlah untuk mendapatkannya.
LAMPU PADAM PERLAHAN, KECUALI LAMPU YANG MENYOROTI TUBUH KARIM. MASUK MAHLUK-MAHLUK MENGANGKAT TINGGI-TINGGI TUBUH KARIM KE ATAS LALU DIBAWA KELUAR PANGGUNG. LAMPU PADAM SEMUA.
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar